Halaman
187
Kegiatan Sekolah
10
Kegiatan Sekolah
Materi Pembelajaran
A. Menganalisis Tokoh Cerita Rakyat
B. Menulis Naskah Pidato
C. Menemukan Nilai-Nilai dalam Karya Sastra Melayu Klasik
D. Menulis Cerpen Berdasarkan Pengalaman Orang Lain
188
Bahasa Indonesia Kelas X SMA/MA
Kegiatan
Sekolah
Mendengarkan
Cerita rakyat
Menyimak pembacaan cerita rakyat
Memahami isinya
Menemukan hal-hal menarik
Menemukan tokoh cerita
Berbicara
Teks pidato
>
>
Teknik dramatik
Teknik analitik
Protagonis, antagonis,
tritagonis
>
>
>
>
>
>
>
Memahami teknik penulisan
Menyusun kerangka
Menulis naskah
pidato
>
>
>
Pendahuluan
Isi
Penutup
>
>
>
>
>
>
Tujuan
naratif
Tujuan
argumentatif
Tujuan persuatif
Tujuan agitatif
Membaca
Sastra Melayu
klasik
Membaca teks sastra Melayu
klasik
Memahami nilai-nilai karya
sastra
Menemukan nilai-nilai dalam
karya sastra Melayu klasik
>
>
>
>
Menulis
Cerpen
>
Moral
Pendidikan
Agama
Budaya
>
>
>
>
>
Mengingat/membaca
pengalaman orang lain
Teknik menulis cerpen
Membuat cerpen berdasarkan
pengalaman orang lain
>
>
>
Pelaku/tokoh
Urutan peristiwa
Latar
>
>
>
>
189
Kegiatan Sekolah
A.
Menganalisis Tokoh Cerita Rakyat
13.1
Mendengarkan (Sastra)
Tujuan Pembelajaran:
Kamu akan mampu menemukan hal-hal yang menarik tentang tokoh cerita rakyat yang
disampaikan secara langsung dan atau melalui rekaman.
Mari mengulang pelajaran yang lalu mengenai pemahaman tentang cerita
rakyat Nusantara. Kemudian menganalisis hal-hal yang menarik dari cerita rakyat
yang didengar. Pelajaran ini akan mengajakmu belajar memahami hal menarik
dari tokoh ceritanya.
Bagaimana menganalisis tokoh dalam ceritra rakyat?
1. Macam-Macam Karakter Tokoh
Penokohan dalam suatu cerita ada tiga macam, yaitu tokoh protagonis,
antagonis, dan tritagonis. Karakter tokoh disebut juga penokohan. Penokohan
adalah gambaran dan pelukisan sifat, watak, dan karakter pelaku dalam cerita.
a. Tokoh protagonis yaitu tokoh yang memiliki karakter baik, disukai, dan
diidolakan pembaca atau pendengarnya.
b . Tokoh antagonis yaitu tokoh yang memiliki perwatakan tidak baik, dibenci
pembaca atau pendengarnya.
c. Tokoh tritagonis, yaitu tokoh pembantu yang bersifat netral, baik bagi
tokoh antagonis maupun protagonis.
2. Teknik Menganalisis Tokoh
Menganalisis disebut juga mengidentifikasi. Identifikasi karakter tokoh artinya
menggambarkan karakter seorang tokoh pada suatu cerita. Teknik yang
digunakan untuk mengidentifikasi tokoh ada dua macam, yaitu teknik analitik
dan dramatik.
a. Teknik analitik, yaitu karakter tokoh diceritakan secara langsung oleh
pengarangnya.
Contoh:
Di sebuah desa pinggiran hutan, tinggallah seorang janda dengan
anak gadisnya yang cantik. Meski berwajah rupawan, gadis itu amat
rendah diri. Ia malu karena warna kulitnya sering berubah-ubah.
Kalau duduk di atas rumput, kulitnya menjadi hijau. Kalau makan
sawo, kulitnya berwarna cokelat. Terkena sinar matahari pagi,
kulitnya menjadi kuning. Gadis itu paling merasa sedih jika ia berada
di tempat gelap. Kulitnya seketika menjadi hitam legam. Karena
warna kulitnya sering berubah-ubah, ia dijuluki Putri Warna-Warni.
190
Bahasa Indonesia Kelas X SMA/MA
b. Teknik dramatik, yaitu karakter tokoh diungkapkan melalui
penggambaran fisik, lingkungan, dialek/bahasa, pola pikir, dan sebagainya.
Contoh:
Pada zaman dahulu di Tondano hiduplah seorang pemburu
perkasa yang bernama Sigarlaki. Ia sangat terkenal dengan
keahliannya menombak. Tidak satupun sasaran yang luput dari
tombakannya.
Sigarlaki mempunyai seorang pelayan setia yang bernama
Limbat. Hampir semua pekerjaan yang diperintahkan oleh Sigarlaki
dikerjakan dengan baik oleh Limbat. Meskipun terkenal sebagai
pemburu yang handal, pada suatu hari mereka tidak berhasil
memperoleh satu ekor binatang buruan. Kekesalannya akhirnya
memuncak ketika si Limbat melaporkan kepada majikannya bahwa
daging persediaan mereka di rumah sudah hilang dicuri orang.
Tanpa pikir panjang, si Sigarlaki langsung menuduh pelayannya
itu yang mencuri daging persediaan mereka. Si Limbat menjadi
sangat terkejut. Tidak pernah diduga majikannya akan tega
menuduh dirinya sebagai pencuri.
Gurumu akan memutarkan VCD tentang cerita rakyat, namun jika tidak ada,
tutuplah bukumu kemudian dengarkanlah pembacaan cerita rakyat berikut yang
akan dibacakan oleh dua orang kawanmu!
Manik Angkeran Asal Mula Selat Bali
Pada zaman dulu di Kerajaan Daha hiduplah seorang Brahmana yang bernama
Sidi Mantra yang sangat terkenal kesaktiannya. Sanghyang Widya atau Batara
Guru menghadiahinya harta benda dan seorang istri yang cantik. Mereka memiliki
seorang anak bernama Manik Angkeran.
Meskipun Manik Angkeran seorang pemuda yang gagah dan pandai, namun
dia mempunyai sifat yang kurang baik, yaitu suka berjudi. Dia sering kalah,
sehingga dia mempertaruhkan harta kekayaan orang tuanya, bahkan berhutang
pada orang lain. Karena tidak dapat membayar utang, dia meminta bantuan
ayahnya untuk berbuat sesuatu. Sidi Mantra berpuasa dan berdoa, memohon
pertolongan dewa-dewa. Tiba-tiba dia mendengar suara, “Hai, Sidi Mantra, di
kawah Gunung Agung ada harta karun yang dijaga seekor naga yang bernama
Naga Besukih. Pergilah ke sana dan mintalah supaya dia mau memberi sedikit
hartanya.”
Sidi Mantra pergi ke Gunung Agung dengan mengatasi segala rintangan.
Sesampainya di tepi kawah Gunung Agung, dia duduk bersila. Sambil
membunyikan genta dia membaca mantra dan memanggil nama Naga Besukih.
Tidak lama kermudian, sang Naga keluar. Setelah mendengar maksud kedatangan
Sidi Mantra, Naga Besukih menggeliat dan dari sisiknya keluar emas dan intan.
191
Kegiatan Sekolah
Setelah mengucapkan terima kasih, Sidi Mantra mohon diri. Semua harta benda
yang didapatnya diberikan kepada Manik Angkeran dengan harapan dia tidak
akan berjudi lagi. Tentu saja tidak lama kemudian, harta itu habis untuk taruhan.
Manik Angkeran sekali lagi minta bantuan ayahnya. Tentu saja Sidi Mantra
menolak untuk membantu anakya.
Manik Angkeran mendengar dari temannya bahwa harta itu didapat dari
Gunung Agung. Manik Angkeran tahu untuk sampai ke sana dia harus membaca
mantra tetapi dia tidak pernah belajar mengenai doa dan mantra. Jadi, dia hanya
membawa genta yang dicuri dari ayahnya waktu ayahnya tidur.
Setelah sampai di kawah Gunung Agung, Manik Angkeran membunyikan
gentanya. Bukan main takutnya ia waktu ia melihat Naga Besukih. Setelah Naga
mendengar maksud kedatangan Manik Angkeran, dia berkata, “Akan kuberikan
harta yang kau minta, tetapi kamu harus berjanji untuk mengubah kelakuanmu.
Jangan berjudi lagi. Ingatlah akan hukum karma.”
Manik Angkeran terpesona melihat emas, intan, dan permata di hadapannya.
Tiba-tiba ada niat jahat yang timbul dalam hatinya. Karena ingin mendapat harta
lebih banyak, dengan secepat kilat dipotongnya ekor Naga Besukih ketika Naga
berputar kembali ke sarangnya. Manik Angkeran segera melarikan diri dan tidak
terkejar oleh Naga. Tetapi karena kesaktian Naga itu, Manik Angkeran terbakar
menjadi abu sewaktu jejaknya dijilat sang Naga.
Mendengar kematian anaknya, kesedihan hati Sidi Mantra tidak terkatakan.
Segera dia mengunjungi Naga Besukih dan memohon supaya anaknya
dihidupkan kembali. Naga menyanggupinya asal ekornya dapat kembali seperti
sediakala. Dengan kesaktiannya, Sidi Mantra dapat memulihkan ekor Naga.
Setelah Manik Angkeran dihidupkan, dia minta maaf dan berjanji akan menjadi
orang baik. Sidi Mantra tahu bahwa anaknya sudah bertobat, tetapi dia juga
mengerti bahwa mereka tidak lagi dapat hidup bersama.
192
Bahasa Indonesia Kelas X SMA/MA
Kerjakan di buku tugasmu!
“Kamu harus mulai hidup baru tetapi tidak di sini,” katanya. Dalam sekejap
mata dia lenyap. Di tempat dia berdiri timbul sebuah sumber air yang makin
lama makin besar sehingga menjadi laut. Dengan tongkatnya, Sidi Mantra
membuat garis yang memisahkan dia dengan anaknya. Sekarang tempat itu
menjadi selat Bali yang memisahkan Pulau Jawa dengan Pulau Bali.
Sumber:
www.ceritarakyatnusantara.co.id
Coba analisis hal-hal menarik dari cerita rakyat di atas berdasarkan format
berikut ini!
1. Bentuklah kelompok yang terdiri dari empat anggota.
2. Rekamlah pembacaan cerita rakyat yang dibacakan oleh dua orang
temanmu.
3. Putar rekaman tersebut di depan kelompok lain untuk didengarkan.
4. Sambil mendengarkan dan menungggu giliran, kelompok lain
menemukan hal-hal yang menarik dari cerita rakyat yang didengarkan.
5. Berikan penjelasan/uraian secukupnya!
No.
Unsur Cerita
Tema
Amanat
Alur cerita
–
Bagian awal
–
Bagian inti
–
Bagian akhir
Penokohan
–
. . . .
–
. . . .
–
. . . .
Latar/
setting
–
Suasana
–
Tempat
–
Budaya
Nilai-nilai kehidupan
Hal yang Menarik
1.
2.
3.
4.
5.
6.
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
1
1